Risalah Kebijakan: Salah Arah Makan Siang Gratis

Penulis: Ida Mahvitasari, dan Shofie Azzahrah

Editor: Muhammad Dhiya Ulhaq

Indonesia merupakan negara yang baik dalam capaian pembangunan di bidang kesehatan, misalnya penurunan kematian balita dari 85 kematian tiap 100 kelahiran pada tahun 1990 menjadi 31 kematian tiap 100 kelahiran pada tahun 2012. Namun, masalah kesehatan tidak berhenti pada kematian balita. Indonesia mengalami beban rangkap malnutrisi yang lebih kompleks dan tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat saja. Beban malnutrisi ini juga berdampak pada perekonomian suatu negara. Berdasarkan data Survei Gizi 2022, Indonesia masih mengalami kasus stunting sebesar 21,6%, wasting atau gizi buruk sebesar 7,7%, dan obesitas (3,5%) (Kemenkes, 2022).

Studi dari World Bank (2015) menyebutkan 4 faktor yang menyebabkan beban ganda malnutrisi di Indonesia, yakni perubahan pola penyakit menjadi penyakit tidak menular, naiknya kekayaan nasional disertai naiknya ketersediaan makanan berpengaruh pada peningkatan lemak per kapita 2 kali lipat, kurangnya aktivitas fisik dan makanan sehat, serta pernikahan dini. Dampak dari beban rangkap malnutrisi ini tidak hanya pada bidang kesehatan yang beresiko menyebabkan 60% kasus kematian, tetapi juga berdampak pada bidang ekonomi yang merugikan keuangan negara sekitar 2-3% PDB, serta berpotensi terjadinya beban demografi yang mana rasio penduduk tidak bekerja terhadap penduduk bekerja akan menurun.

You may also like...

Popular Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.