Utas Kebijakan: Rekor Impor Beras dan Darurat Alih Fungsi Sawah

Berdasarkan Proyeksi Neraca Beras Nasional 2024 terkini yang dimutakhirkan pada Mei 2024, Indonesia berpotensi akan mengimpor beras hingga 5,17 juta ton sepanjang tahun 2024, dengan realisasi impor Januari – April 2024 telah mencapai 1,77 juta ton dan rencana impor Mei – Desember 2024 sebesar 3,40 juta ton. Fakta ini mengukuhkan kecenderungan terkini yang mengkhawatirkan dimana impor beras pada 2023 lalu menembus 3,06 juta ton. Jika terealisasi, impor beras 5,17 juta ton pada 2024 ini akan menjadi rekor impor beras terbesar, melewati impor beras 1999 yang mencapai 4,75 juta ton. Impor beras 5,17 juta ton ini jika tercapai juga akan mengantarkan Indonesia menjadi negara importir beras terbesar di dunia, mengalahkan Filipina yang rata-rata mengimpor beras di kisaran 4 juta ton setiap tahunnya.

Impor beras dalam jumlah yang sangat signifikan jelas menandakan bahwa ketahanan pangan kita lemah. Impor beras yang terus meroket dalam dua tahun terakhir ini menjadi ironis karena baru pada 2022 lalu kita menerima penghargaan internasional atas swasembada beras periode 2019-2021. Dengan menjadi salah satu importir pangan terbesar di dunia, Indonesia akan selalu terekspose dengan resiko impor dan politik proteksionisme pangan global. Bergantung pada pasar pangan global memunculkan kerentanan tinggi pada ketahanan pangan nasional, terutama dari ketidakpastian pasokan dan harga pangan internasional.

Harga beras di pasar internasional mudah bergejolak akibat gagal panen, spekulasi di pasar komoditas dan politik pangan negara eksportir beras. Pasar beras internasional volumenya kecil, hanya sekitar 5-7% dari produksi dunia, sehingga sedikit guncangan di permintaan atau penawaran, akan membuat harga melonjak. Kecenderungan ini semakin menguat karena pasar beras internasional didominasi segelintir negara eksportir seperti Thailand, India, Vietnam dan Pakistan. Pada 2023, ketika Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras, sebanyak 93% impor hanya berasal dari hanya 3 negara saja yaitu Thailand (45,1%), Vietnam (37,5%), dan Pakistan (10,1%).

You may also like...

Popular Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.