Rekap wawancara Direktur Eksekutif Next Policy dengan Metro TV, RRI, Berita satu TV, idx channel
1. Selepas Presiden @jokowi membuka lagi keran ekspor cpo, permasalahan minyak goreng diharapkan bisa segera tuntas. 100 persen pelarangan memang belum bisa menjadi solusi karena justru menimbulkan gejolak harga cpo dunia, mengingat Indonesia menyumbang 56 persen dari pasar ekspor cpo dunia. justru ini akan semakin membebani produsen migor, karena adanya diskoneksi dengan produsen cpo, dimana harga justru didapat dari harga lelang yang terpapar harga internasional. pelajaran yang didapat, kelebihan dari sisi hulu tidak sepenuhnya dapat diserap sisi hilir.
2. Perlu peningkatan kontrol dan kuasa supply lewat jalur BUMN, (id food or Bulog) dan bahkan me-leverage peran ini dalam skala bilateral dan regional, kedepan gejolak dari supply akan sangat mendominasi input produksi dan bahan baku.
3.Sementara itu, pemerintah tampaknya sudah memulai deficit smoothing apbn secara solid, terlihat dari kinerja perekonomian di awal tahun. ini penting untuk kesinambungan fiskal dan juga menjadi fondasi yang memadai di tahun ini dan juga tahun depan. penyusunan proyeksi makro sudah sesuai dengan konsensus, dimana pemerintah mematok rentang pertumbuhan ekonomi 2023 antara 5.3 sampai 5.9 persen. rentang tertinggi berasal dari forecast IMF di 6%, sementara Bank Dunia dan Bloomberg di 5.3%.
4. Fast Forward Heads Up: saya masih melihat sumber volatilitas terbesar akan berasal dari sisi supply sebagaimana juga sudah disebut di poin 2, yang akan merambat luas ke perekonomian lewat jalur imported inflation. data kami meninjukkan bahwa pandemi sendiri menjadi penyumbang gejolak perekonomian terbesar selama dua tahun terakhir (variansi nya terhadap PDB sebesar 17%-18%) dimana probabilita gejolak dari sisi pandemi semakin rendah. sementara disisi lain, ledakan gejolak dari sisi inflasi memiliki probabilita yang cukup tinggi di tahun ini dan tahun depan dengan variansi terhadap PDB sebesar 16 persen, no 2 setelah pandemi. mekanisme transmisi via jalur imported inflation bisa menimbulkan efek kontraksi ekonomi antara 0.6%-0.8%. simply said, waspada inflasi.